Sabtu, 26 November 2011

14 Fakta Islam tidak disebarkan dengan pedang dan kekerasan


Benarkah Islam disebarkan dengan pedang dan kekerasan. Konon Islam adalah agama damai dan perdamaian, akan tetapi stereotape tentang kekerasan (pedang/senjata) selalu menghiasi benak banyak orang di dunia ini. Bagaimana Islam bisa disebut agama perdamaian jika ia disebarkan dengan pedang, dengan senjata, dengan kekerasan?
Ini adalah kecaman yang umum dari kalangan non muslim bahwa Islam tidak bakal memiliki jutaan pemeluk di seluruh dunia jika Islam tidak disebarkan dengan menggunakan kekuatan.
Artikel ini adalah bagian kedua dari serial tulisan Islam, fundamentalisme dan terorisme oleh Dr Zakir Naik.
Poin-poin berikut akan menjelaskan bahwa jauh sebelum disebarkan dengan pedang, adalah kekuatan yang melekat akan kebenaran, alasan dan logikalah yang bertanggung jawab atas derasnya penyebaran Islam.
1. Islam bermakna damai. Islam datang dari akar kata – سلام – ‘salaam’ yang bermakna damai. Ia juga bermakna penyerahan keridoan seseorang terhadap Allah SWT. Karenanya Islam adalah agama perdamaian, di mana perdamaian membutuhkan penyerahan keridoan seseorang terhadap keridhoan Sang Pencipta, Allah SWT.
2. Kadang kekuatan digunakan untuk memelihara perdamaian. Masing-masing manusia bahkan setiap manusia di dunia ini tidak begitu menyukai pemeliharan perdamaian dan harmoni. Ada banyak yang akan mengacaukannya untuk kepentingan mereka sendiri. Kadang kekuatan harus digunakan untuk memelihara perdamaian. Adalah tepat bagi alasan ini bahwa kita memiliki polisi yang menggunakan kekuatan terhadap para penjahat dan elemen anti sosial untuk memelihara perdamaian di sebuah negeri. Islam mempromosikan perdamaian. Pada saat yang sama, Islam menyuruh umatnya untuk berperang jika ada penindasan. Berperang melawan penindasan diperbolehkan, ketika itulah dibutuhkan penggunaan kekuatan. Dalam Islam kekuatan hanya boleh digunakan untuk mensyiarkan perdamaian dan keadilan.
3. Pendapat ahli sejarah De Lacy O’Leary. Jawaban terbaik tentang salah persepsi bahwa Islam disebarkan dengan pedang diberikan oleh ahli sejarah yang tercatat De Lacy O’Leary dalam buku ’Islam at the cross road’ (halaman 8):  ’Bagaimanapun sejarah menjelaskannya, bahwa legenda tentang muslim fanatik menyapu dunia dan memperjuangkan Islam pada point pedang menaklukan berbagai ras adalah salah satu mitos keanehan yang kerap terulang dari para sejarawan.’
4. Kaum muslim mengatur Spanyol selama 800 tahun. Kaum muslim telah mengatur Spanyol selama lebih kurang 800 tahun. Orang –orang muslim di Spanyol tidak pernah menggunakan pedang untuk memaksa manusia berpindah agama. Lalu tentara salib Nasrani mendatangi spanyol dan menyapu kaum muslim. (Lalu) Tiada lagi seorang muslimpun yang dapat menyerukan adzan (panggilan sholat) secara terbuka di Spanyol.
5. 14 juta orang Arab adalah Nasrani Coptic. Kaum muslim adalah pemilik Arabia selama 1400 tahun. Beberapa tahun Inggris memerintah dan beberapa tahun Perancis menguasai. Keseluruhan, muslim menguasai Arabia selama 1400 tahun. Sebelum hari ini ada 14 juta orang Arab yang merupakan Nasrani Coptik, yakni Nasrani keturunan. Jika orang Islam menggunakan pedang, nggak bakalan ada seorang Arabpun yang menyisakan Nasrani seorang pun.
6. Lebih dari 80% non-muslim di India. Muslim mengatur India selama ribuan tahun. Jika mereka mau, mereka punya kekuatan untuk memua’alafkan setiap non muslim india. Sekarang, lebih dari 80% populasi di India adalah non-muslim. Hari ini, semua orang-orang India non muslim ini menjadi saksi kuat bahwa Islam tidak disebarkan dengan pedang.
7. Indonesia dan Malaysia. Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki jumlah maksimum muslim di dunia. Mayoritas penduduk di Malaysia adalah muslim. Mungkin seseorang bertanya, Mana tentara Islam yang dtang ke kedua negeri tersebut?’


8. Pantai Timur Afrika. Sama saja, Islam telah menyebar dengan cepat di pantai timur Aafrika. Mungkin seseorang bertanya lagi, jika Islam disebarkan dengan pedang, “Tentara Islam yang mana yang datang ke sana?’
9. Thomas Carlyle. Sejarawan terkenal, Thomas Carlyle, dalam bukunya, ’Heroes and Hero worship’, mengacu pada ini kesalahpahaman tentang penyebaran Islam: “Pedang memang, tapi mana akan Anda mendapatkan pedang Anda? Setiap opini baru, tepat pada awalnya di sebagian kecil. Dalam kepala seorang saja. Di sana pikiran itu berada, seperti sebelumnya. Satu orang saja dari seluruh dunia percaya, ada satu orang melawan semua orang. Bahwa dia mengambil pedang dan mencoba untuk menyebarkan dengan itu, akan melakukan sedikit baginya. Anda harus mendapatkan pedang Anda! Garis besarnya adalah bahwa sesuatu hal itu akan menyebarkan dirinya sendiri.”
10. Tidak ada paksaan dalam agama.
Dengan pedang yang mana islam disebarkan? Meski jika kaum muslim memilikinya mereka tidak dapat menggunakanna untuk menyebarkan Islam karena Qur’an mengatakan ayat berikut: “Tidak ada paksaan dalam urusan agama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat”[Al-Qur’an 2:256]
11. Pedang Intelektualitas.
Itulah pedang intelektualitas, pedang kecerdasan. Pedang yang menaklukkan hati dan pikiran manusia. Al Quran mengatakan dalam surat An Nahl ayat 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” [Al-Qur’an 16:125]
12. Pertumbuhan agama-agama di dunia dari 1934 hingga 1984.
Sebuah artikel di Reader’s Digest ‘Almanac’, tahun 1986, tercatat sebuah statistik dari peningkatan prosentasi agama-agama besar di dunia selama setengah abad dari tahun 1934 hingga 1984. Artikel tersebut juga muncul di majalah ‘The Plain Truth’. Di puncak statistik adalah Islam, yang meningkat tajam 235%, Kristen hanya naik  47%.
Mungkin seseorang bertanya, perang manakah yang pernah terjadi selama setengah abad itu di dunia ini yang telah berhasil mengkonversikan jutaan manusia beralih ke Islam?
13. Islam agama yang tercepat pertumbuhannya di Amerika dan Eropa.
Kini, agama dengan pertumbuhan paling pesat di Amekrika adalah Islam. Begitu pula di Eropa. Di manakah pedang yang memaksa manusia untuk berIslam berbondong-bondong di kedua benua barat itu?
14. Dr. Joseph Adam Pearson.
Dr. Joseph Adam Pearson mengatakan, ’Orang yang mengkhawatirkan persenjataan Nuklir suatu saat jatuh ke tangan masyarakat Arab, maka sesungguhnya mereka terlambat menyadari bahwa bom Islam sesungguhnya telah meledak di hari dilahirkannya Muhammad SAW (dialah bom itu -pent)’

Mencernak Kalimat Dr Zakir Naik


Zakir Naik memang memiliki beberapa kesalahan mengenai aqidah, kesalahan yang umum bagi para da’i lintas agama karena mereka tidak memfokuskan diri pada pembelajaran aqidah Ahlus Sunnah. Beliau juga ingin menjelaskan Islam kepada non-Muslim yang kurang paham mengenai istilah-istilah Islam, sehingga wajar beliau juga sering salah ucap ataupun kata-katanya disalahpahami. Namun tidak berarti semua yang dia katakan adalah buruk. Kita harus ingat bahwa beliau telah mengislamkan banyak orang.
Kata-kata beliau sering disalahpahami sehingga menimbulkan fitnah, contohnya kata-katanya mengenai “setiap Muslim harus menjadi teroris”. Beliau pernah menepis fitnah itu dengan mengembalikannya ke konteks pengucapannya. Beliau mengatakan “apabila teroris yang ada sekarang melawan teroris yang sejati, maka jadilah teroris itu” atau semacamnya dan “apabila Usamah bin Ladin berada dalam kebenaran maka ikutilah dia” yang mengisyaratkan bahwa beliau mensyaratkan apabila Usamah bin Ladin memang benar. Beliau sering menggunakan kata-kata yang tidak mengandung makna sebenarnya sebagai sindiran, seperti teroris yang beliau maksud “Kita harus menjadi teroris” tak lain adalah para Mujahidin yang berada dalam kebenaran dan disebut-sebut Barat sebagai teroris, bukan teroris dalam arti para teroris asli yang tidak mengetahui kaidah-kaidah Islam dalam berjihad. Sedangkan teroris yang sejati dalam “Apabila teroris yang ada sekarang melawan teroris yang sejati” maksudnya adalah para musuh-musuh Islam dari Barat yang menyerang negeri-negeri Islam. Jadi, kata-kata beliau sebenarnya maknanya, “Apabila para mujahidin yang berada dalam kebenaran dan sekarang disebut teroris oleh media Barat sedang melawan para teroris sejati yakni musuh-musuh Islam dari Barat yang menyerang negeri-negeri Islam dan meneror penduduknya, maka jadilah teroris yang pertama yakni para mujahidin itu!” dan “Apabila Usamah bin Ladin berada dalam kebenaran, sedang dia disebut teroris oleh media Barat, maka saya mendukungnya dan saya rela disebut teroris yang dimaksud Barat bersamanya!” Lihat, bila dipahami dengan konteks beliau berbicara, ucapan beliau justru mengandung kebenaran dibanding dengan orang-orang yang menuduh beliau bahwa umat Islam harus menjadi teroris tanpa tahu beliau saat itu sedang berbicara apa atau gaya bicara beliau dalam memaknai kata-kata seperti apa.
Ingat bahwa kata-kata beliau tidak bisa diambil sepotong-potong karena gaya bicara beliau sungguh berbeda dari da’i lain. Contohnya perkataan beliau pada orang Kristen, “Apabila penganut Kristen artinya orang-orang yang mencintai Yesus (‘Isa ‘alaihissalam), maka saya lebih Kristen dari orang-orang Kristen! Kami mengikuti Yesus seperti khitan, kain kafan pada mayat, menyembah Tuhan Yang Esa, dll.”
Bayangkan betapa besar fitnah yang dapat terjadi apabila kata-kata beliau dipotong pada “Saya lebih Kristen dari orang-orang Kristen!” kemudian diberi judul “Pengakuan Zakir Naik bahwa beliau menganut aqidah Kristen” atau yang semacamnya.

Minggu, 20 November 2011

Debat islam vs kristen DR.m. zakir naik vs dr. william campbel(VIDEO)

DEBAT KRISTOLOGI TERSERU

AL-QURAN VS INJIL DALAM MENGUPAS ILMU PENGETAHUAN

Dalam video tsb dr. william cambel Kalah telak dan dipermalukan didepan ribuan para pengikut kristen dan Islam yg hadir memenuhi ruangan...bagi anda yg mengaku kristen dan bagi anda yg mengaku islam...wajib melihat video ini...karena dalam video tsbt dikupas semua kebenaran yg ada dalam kitab Al-Quran dan Injil...


dr. WILLIAM CAMPBELL DARI USA

VS

Dr. ZAKIR NAIK DARI MUMBAI, INDIA





MENJAWAB FITNAH KEJI KAFIR TENTANG USIA SITI AISYAH RA

Saya akan membahas perihal usia Siti Aisyah ra di saat menikah dengan Nabi Muhammad saw yang sumbernya saya dapat dari situs Islam di internet dan beberapa buku.

Sesungguhnya mengenai perihal berapa tepatnya usia Siti Aisyah ra disaat menikah dengan Nabi saw merupakan polemik. banyak pihak silang pendapat mengenai ini ,kemudian timbul kontradiksi dari tiap hadis ada yang mengatakan Aisyah ra berusia 9 tahun dan ada yang menolaknya di karena kemudian di temukan hal-hal yang memberatkan kalau Aisyah ra berusia 9 tahun disaat menikah dengan Nabi saw bahkan Asiyah berusia 16 tahun bahkan sampai mencapai 20 tahun dan juga kredibilitas para pembawa riwayat bahwa Aisyah ra berusia 9 tahun dan hal-hal yang memberatkan itu saya tulis di bawah ini:
Semoga bermanfaat:

Hal yang memberatkan pertama:
Cerita seputar usia Aisyah 9 tahun umumnya di laporkan oleh Hisham ibn 'urwah yang bersumber dari ayahnya.Peristiwa yang di kenal sebagai satu cerita yang dilaporkan, seharusnya secara logika dilaporkan/diriwayatkan oleh lebih dari satu orang, 2 atau pun 3 orang. Dan ini sebuah fakta.
Dan anehnya bahwa tidak satupun para sahabat di Madinah dimana Hisham ibn 'urwah bermukim selama 71 tahun pertamanya meriwayatkan peristiwa ini darinya ,bahkan semua murid-muridnya pun termasuk Malik ibn Anas ra yang terkenal juga tidak meriwayatkan ini,semua periwayat dari peristiwa adalah kesemuanya orang-orang Iraq,dimana Hisham bermukim setelah pindah dari Madinah.
Sekali lagi penjelasan, orang-orang yang mendengar kisah ini dari Hisham ibn 'urwah adalah orang-orang Iraq, ini fakta .Dapat di cek dalam sketsa biografi atas periwayat-periwayat yang meriwayatkan kisah ini.
Dan dibawah ini saya sertakan stamen-statemen dari shabat nabi dan cendikiawan Islam:
Tehzib al-Tehzib, salah satu buku yang terkenal dari semua buku2x yang membahas mengenai kehidupan dan kridibiltas dari para periwayat dalam tradisi Hadis-hadis nabi saw ,bahwa menurut Yaqub ibn Shaibah ra : "Hadist2x yg bersanad oleh Hisham adalah shahih kecuali hadis-hadisnya yang di riwayatkan oleh periwayat-periwayat dari Iraq".Dan selanjutnya Malik Ibn Anas ra menolak Hadis-hadis dari Hisham Ibn 'urwah yang di riwayatkan oleh perawi Iraq.(Vol 11.halaman 48-51)
Yaqub ibn Shaibah berkata: Hisham ibn “urwah adalah dapat di percaya, Hadis-hadis dari nya diterima, kecuali apa yang dia kisahkan setelah pindah ke Iraq.( Tahzib al Tahzib,Ibn Hajar Al-’asqalaaniy,Arabic,Dar Ilhya al-turath al-Islami. Vol 11.Halaman 50)
Aku di beritahukan bahwa Malik ibn Anas ra menolak semua kisah yang di riwayatkan perawi-perawi dari Iraq seputar hadis-hadis dari Hisham.(Tehzibu-tehzib, Ibn Hajar Al-`asqalani, Arabic, Dar Ihya al-turath al-Islami, Vol. 11, Halaman. 50)
Dan juga di dalam kitab Meezan al-Ai'tidaal, kitab lain selain Tahzib al Tahzib yang juga membahas mengenai kredibilitas dan sektesa biografi para perawi dalam tradisi al-musthalla ul-hadith menjelaskan bahwa ketika tua daya ingat Hisham berkurang drastis (Vol. 4,halaman 301-302) dan (Meezaan al-Ai`tidaal, Al-Zahabi, Arabic, Al-Maktabah al-Athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4,halaman. 301).

Hal yang memberatkan ke dua:
Menurut anggapan umum yang populer bahwa Aisyah ra terlahir sekitar 8 tahun sebelum peristiwa Hijrah. Tapi menurut hadis dalam kitab Bukhari (Kitab bab Tafsir) Aisyah diriwayatkan berkata” Bahwa saat di turunkan surah Al-Qamar,(surat ke 54 dalam Qur’an),aku adalah anak kecil”.dan Surah Al-Qamar di turunkan 9 tahun sebelum peristiwa Hijrah, dan menurut pengakuan Aisyah ra bahwa dia bukan saja sudah lahir sebelum turunya Surah Al-Qamar namun pula Aisyah juga adalah seorang gadis (jariyah) bukan anak orok (sibyah) pada saat itu dan pula saat 8 tahun sebelum hijrah dia sudah jauh dari umur orok namun Aisyah sudah mencapai tingkatan gadis , jika pengakuan Aisyah ra dalam kitab bab Tafsir Bukhari adalah benar adanya maka telah berkontradiksi dengan kisah-kisah yang di laporkan Hisham ibn 'urwah yang diriwayatkan oleh orang-orang Iraq.
Aisyah ra berkata : Aku masih gadis ,ketika ayat 46 dari Surah Al-Qamar di turunkan (Sahih Bukhari, Kitab Al-Tafsir,Arabik,Bab Qaulihi Bal al-sa'atu Maw'iduhum wa al-sa'atu adhaa wa amarr).
Dalam dalam bahasa Ingrisnya akan di temukan perbedaan lebih jelas makna dari kata Jariyah(seorang anak perempuan) dan Sibyah (orok):
Aysha (ra) said: I was a young girl ( not i was an infant=bayi,orok), when verse 46 of Surah Al-Qamar, [the 54th chapter of the Qur'an ], was revealed. (Sahih Bukhari, Kitaab al-Tafseer, Arabic, Bab Qaulihi Bal al-saa`atu Maw`iduhum wa al-sa`atu adhaa wa amarr)
Jadi saya menganggap tidak ada alasan untuk menerima cerita dari Hisham ibn 'urwah yang di laporkan oleh orang-orang Iraq terlebih setelah kita membaca ulasan-ulasan dari para ahli didalam kitab Tahzib al-Tahzib dan Meezaan al-Ai`tidaa dan pula pengakuan Aisyah ra sendiri dalam kitab Bukhari bab tafsir.

Hal yang memberatkan ke tiga:
Dan penjelasan lain
Keterangan : Perang Badr terjadi ke- 2 Hiijrah,
Perang Uhud terjadi tahun ke-3 Hijrah.
Menurut beberapa Hadis di katakan bahwa Aisyah ra menyertai pasukan Muslim dalam perang Badr dan Uhud,lebih lanjut juga di laporkan dalam sejarah dan Hadis bahwa siapapun di bawah usia 15 tahun dilarang ikut serta dalam perang Badr dan Uhud (lho kok Aisyah ra ikut serta?),Semua anak lelaki di bawah 15 tahun di pulangkan tapi Aisyah malah ikut serta dalam perang tersebut ,dan partisipasi bunda Aisyah ra jelas dan tegas menjelaskan bahwa beliau tidak berumur 9,10 atau 11 tahun saat itu dan lagi kaum wanita biasa menyertai kaum prianya dalam perang untuk menyuport dan membantu kaum pria bukan malah menjadi beban apalagi membawa anak kecil yg baru berusia 9,10 atau 11 tahun.
Dan untuk menguatkan argumen ini saya akan menuliskan hadis seputar partisipasi Aisyah ra dalam perang Badr dan Uhud:
Aisyah ra menceritakan perihal perjalanan kaum Muslim menuju Badr dan kejadian penting di dalamnya (Muslim,Kitaab al-jihad wa al-siyar, Arabik, Bab karahiyah al-isti`anah fi al-ghazwi bikafir). Aisyah ra berkata:
"Ketika kami mencapai Shajarah"< Dan Anas ra menceritakan bahwa di hari dalam perang Uhud,orang-orang tidak dapat berdiri di sekeliling Nabi saw dan aku melihat Aisyah ra dan Ummu Salaim ra menarik keatas pakainnya supaya tidak menghambat geraknya.
Dan adalah fakta bahwa anak-anak di bawah usia 15 tahun di pulangkan dan tidak di bolehkan ikut berpartisipasi dalam perang Uhud,dan di riwayatkan dalam Bukhari al-maghaazi, Baab ghazwah al-khandaq wa hiya al-ahzaab
Ibn Umar ra mengatakan "bahwa Nabi Muhammad saw tidak mengizinkan aku ikut serta dalam perang Uhud karena saat itu aku baru berusia 14 tahun. Tapi saat dalam perang Khandaq ketika aku berusia 15 tahun sang Nabi mengizinkan aku turut serta".

Hal yang memberatkan ke empat:
Perihal usia Asma ra kakak perempuan Aisyah ra yang lebih tua 10 tahun dari Aisyah ra, dan di beritakan dalam Kitab Taqreeb al-Tahzib sebagaimana Kitab Al-Bidaayah wa al-Nihayah bahwa Asma ra wafat di tahun ke 73 hijrah di saat ia berusia 100 tahun.Sudah barang tentu jika Asma ra berusia 100 tahun di tahun 73 setelah Hijrah maka usia beliau sekitar 27 atau 28 tahun saat terjadinya Hijrah lalu jika Asma ra berusia 27 atau 28 tahun maka sudah barang tentu Aisyah ra berusia berapa? iya anda benar ! Aisyah tentu berusia antara 17 atau 18 tahun (karena antara usia Asma ra dan usia Aisyah ra terpaut 10 tahun).Dengan demikian jika Aisyah ra menikah dengan Nabi saw di tahun pertama atau kedua Hijrah maka usia Aisyah ra saat itu kira-kira antara 18 sampai 20 tahun bukan 9 tahun.
Refrensi relefan berkenaan berkenaan kasus ini ,mari sama-sama kita baca sumber-sumber di bawah ini:
Dari Abd al-Rahman ibn Abi Zannad:
Asma berumur 10 tahun lebih tua dari Aisyah ra (Siyar A`la'ma'-nubala" Al-Zahabi, Vol. 2, pg. 289, Arabic, Mu'assasatul-risalah, Beirut, 1992)
Dari Ibn Kathir :
Asma berusia 10 tahun lebih tua dari saudari perempuannya Aisyah (Al-Bidaayah wa al-Nihaayah, Ibn Kathir, Vol. 8, halaman. 371, Arabik, Dar al-fikr
Lebih lanjut mengenai usia Asma ra dan tahun wafatnya
Menurut Ibn Kathir:
Asma menyaksikan anaknya terbunuh saat tahun 73 setelah Hijrah, 5 hari kemudian dia wafat dan banyak pula yang meriwayatkan beliau ra wafat setelah 10 hari ada pula yang mengatakan beliau wafat ra 20 diatas hari bahkan ada yg berpendapat 100 hari setelahnya, dan saat wafatnya beliau berusia 100 tahun (Al-Bidaayah wa al-Nihaayah,Ibn Kathir,Vol 8,Halamn 372,Arabik,Dar al-fikri al-arabiy,Al-jizah,1993)
Menurut Ibn Hajar:
Dia ra hidup selama 100 tahun dan wafat pada tahun 73 setelah Hijrah (Taqreeb al-Tehzeeb, Ibn Hajar Al-Asqalaaniy, Pg. 654, Arabic, Bab fi al-nisaa, al-Harf al-alif).

Hal yang memberatkan ke lima:
Menurut Hadis yang di riwayatkan oleh Ahmad ibn Hambal setelah kematian Khadijah ra,di saat Khaulah ra datang ke pada Nabi saw dan ia menganjurkan agar nabi saw menikah lagi ,kemudian rasullah saw menanyakan perihal siapa yang di rekomendasikan Khaulah ra: " Anda dapat meminang perawan (bigir atau bikr) atau wanita janda (thayyib)".Disaat Rasullah saw menanyakan siapakah kira-kira perawan itu (Bigir),Khaulah ra mengajukan nama Aisyah ra.(Ahmad ibn Hanbal is: Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol 6, halaman 210, Arabic, Dar Ihya al-turath al-`arabi, Beirut)
Bagi yang faham bahasa Arab maka akan tahu makna kata "Bigir" dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk anak kecil yang baru berusia 9 tahun ,kata yang tepat untuk anak seusia itu (9 tahun) adalah "Jariyah"(seperti yang sudah saya tulis diatas),Bigir di gunakan untuk perempuan yang belum menikah (masih perawan) dan barang tentu anak usia 9 tahun bukanlah seorang Bigir.

Hal yang memberatkan ke enam:
Tabari dalam risalat mengenai sajarah Islam, ketika membahas Abu Bakr ra melaporkan bahwa Abu Bakr memiliki 4 orang anak dan kesemuanya terlahir di zaman Jahiliyyah-Pra Islam ,sudah tentu pula Aisyah ra jika Aisyah ra terlahir di masa Jahiliyah maka usia Aisyah ra tidak kurang dari 14 tahun di tahun ke-1 setelah Hijrah-saat dan menjadi 15 tahun di tahun ke Hijrah ,itu ia cukup mapan untuk menikah.(karena Nabi berdakwah di Mekkah selama 13 tahun sebelum beliau Hijrah ke Madinah,dan malah mungkin usia Aisyah ra lebih dari 15 tahun jika di jaman Jahiliyah beliau ra sudah berusia 2 tahun + 13 tahun masa dakwah nabi atau bahkan lebih).
Dan ini di kutip dari Tarikh al-umam wa al-mamlook, Al-Tabari, Vol. 4, halaman. 50, Arabik, Dar al-fikr, Beirut, 1979.

Hal yang memberatkan ketujuh:
Menurut Ibn Hajar ra ,Siti Fatimah ra berusia 5 tahun lebih tua dari Siti Fatimah ra.Fatimah di laporkan lahir di saat Nabi Muhammad saw berusia 35 tahun,lalu jika begitu Aisyah ra saat Hijrah berusia 14 tahun bahkan lebih
"Fatimah ra terlahir di saat renovasi Ka'bah ,disaat Nabi Muhammad saw berusia 35 tahun "atimah berusia 5 tahun dari Aisyah" (Al-Isabah fi Tamyeez al-Sahaabah, Ibn Hajar al-Asqalaniy, Vol. 4, Halaman. 377, Arabik, Maktabah al-Riyadh al-Haditha, al-Riyadh, 1978).
sumber: Islamiyah on Wordpress

MELANJUTKAN BAHASAN MENGENAI USIA AISYAH

Sudah jelas sekali kerana usianya ditulis oleh perawi-perawi dan satu di depan sudah hilang ini bermakna dia berumur 18 tahun semasa itu . Kita tak perlu bertikam lidah dengan para pembahas karena kerja mereka cuma untuk mengorek dan mencari keburukan.
Yang jelas kita ambil kira perbedaan mengikut perihal keempat itu.

Hal yang memberatkan ke empat:
Perihal usia Asma ra kakak perempuan Aisyah ra yang lebih tua 10 tahun dari Aisyah ra, dan di beritakan dalam Kitab Taqreeb al-Tahzib sebagaimana Kitab Al-Bidaayah wa al-Nihayah bahwa Asma ra wafat di tahun ke 73 hijrah di saat ia berusia 100 tahun.Sudah barang tentu jika Asma ra berusia 100 tahun di tahun 73 setelah Hijrah maka usia beliau sekitar 27 atau 28 tahun saat terjadinya Hijrah lalu jika Asma ra berusia 27 atau 28 tahun maka sudah barang tentu Aisyah ra berusia berapa? iya anda benar ! Aisyah tentu berusia antara 17 atau 18 tahun (karena antara usia Asma ra dan usia Aisyah ra terpaut 10 tahun).Dengan demikian jika Aisyah ra menikah dengan Nabi saw di tahun pertama atau kedua Hijrah maka usia Aisyah ra saat itu kira-kira antara 18 sampai 20 tahun bukan 9 tahun.